Minggu, 17 November 2013

Mengenal Beragam Sejarah Di Kawasan Kota Tua Jakarta

Mengenal Beragam Sejarah Di Kawasan Kota Tua Jakarta - Tempat yang satu ini memang cocok untuk trevelling serta menambah wawasan Anda seputar penyebaran agama Islam pada jaman dulu. Terletak di daerah Pakojan, Jakarta Utara kita bisa melihat beberapa objek bangunan tua di kawasan Pekojan.

Seperti apa asyiknya mengelilingi kawasan Kota Tua Jakarta? Pada kesempatan kali ini Artikel Travel akan berbagi sekilas Informasi Travel Dan Wisata seputar Kawasan Kota Tua Jakarta.

Jika ingin berkunjung ke lokasi Kota Tua Jakarta, kita bisa berangkat dari Terminal Blok M anda bisa naik bus transjakarta busway ongkos Rp 3.500 per orang turun di halte stasiun Kota. Kemudian menyewa sepeda kumbang yang ada di depan Stasiun Kota untuk diantar ke beberapa objek bangunan tua hingga kawasan Pekojan. Tarifnya sekitar Rp 25.000 per orang.
Mengenal Bergam Sejarah Di Kawasan Kota Tua Jakarta
Kawasan ini dulunya merupakan pemukiman para pendatang dari Timur Tengah dan India sekaligus menjadi basis penyebaran agama Islam di Batavia.

Pertama menuju kawasan Pasar Pagi Lama kemudian ke Jalan Pengukiran. Kawasan padat penduduk ini dihubungi oleh gang-gang kecil yang hanya bisa dilewati oleh motor atau sepeda.

Di Jalan pengukiran II terdapat Masjid Al Anshor. Masjid yang dibangun pada tahun 1648 ini dulunya dikenal dengan Masjid Pengukiran, baru pada 1 Januari 1971 diberi nama Al Anshor. Masjid ini dibangun oleh para pendatang Malabar India yang beragama Islam. Di halaman depan masjidnya ada 3 makam tua bergaya Moor yang sayangnya tidak diketahui identitasnya.

Setelah itu beranjak menuju Gang Pekojan Kecil II. Ternyata di gang kecil ini terdapat sebuah masjid bernama Raudah yang dibangun tahun 1907. Masjid ini menjadi basis sebuah organisasi pendidikan Islam bernama Jamiatul Khair. Seperti masjid-masjid yang didirikan oleh para pendatang dari Timur Tengah, masjid ini pun mempunyai ciri khas yang sama yaitu tempat mengambil air wudhu yang menjorok ke bawah berupa kolam berukuran cukup besar. Bentuk asli kolam itu masih dipertahankan termasuk besi-besi teralis jendela masjid.

Selain masjid, warisan orang Arab muslim dari Timur Tengah yang pandai berdagang dan aktif menyebarkan agama Islam lainnya berupa rumah-rumah bernuansa Moor. Namun sayang, sedikit sekali yang masih terawat baik. Salah satunya rumah keluarga Almarhum Shaleh Aljufri yang berada di sebelah kanan Masjid Zawiyah. Masjid ini didirikan oleh Habib Ahmad bin Hamzah Alatas yang lahir di Yaman Selatan. Penduduk keturunan Arab atau India yang dulu menempati kawasan ini sudah banyak yang pindah. Belakangan jutsru kawasan Pekojan ini lebih banyak dihuni warga keturunan Tionghoa dan para pendatang lainnya.

Tak jauh dari Masjid Zawiyah juga terdapat masjid tua An-Nawier yang dibangun pada tahun 1760. Masjid ini masih mempertahankan bentuk arsitektur lamanya termasuk pilar-pilar penyangga dan sebuah menaranya. Masjid yang didirikan oleh ulama bernama Sayid Abdullah bin Husein Alaydrus ini lebih dikenal dengan nama Masjid Pekojan. Dengan daya tampung 1000 jemaah, masjid ini menjadi salah satu mesjid terbesar di Jakarta Barat.

Di atas Kali Angke tak jauh dari Masjid Pekojan, terdapat Masjid Langgar Tinggi. Ketika didirikan pada tahun 1829, mesjid ini berlantai 2 dan menyatu dengan Kali Angke sehingga jamaahnya dapat mengambil wudhu dari air Kali Angke. Masjid ini dibangun oleh Kapitan Arab bernama Syeik Said Naum.

Cukup menarik, berkeliling menikmati suasana tempo doeloe di kawasan Kota Tua Jakarta. Sangat cocok untuk mengisi liburan serta menambah wawasan Anda dan keluarga.

Itulah sekilas Informasi Travel Dan Wisata pada kesempatan kali ini tentang Mengenal Beragam Sejarah Di Kawasan Kota Tua Jakarta. Baca juga Artikel Travel lainnya tentang Kebun Raya Eka Karya Bali. Semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi wisata keluarga Anda...

 
© Copyright 2013 - 2017Informasi Travel Dan Wisata Partnership Wisata Alam Indonesia Powered by Blogger.com.