Senin, 28 Oktober 2013

Kain Tenun Buya Sabe Hasil Kerajinan Desa Wisata Limboro Donggala

Kain Tenun Buya Sabe Hasil Kerajinan Desa Wisata Limboro Donggala ---Desa Wisata Limboro, Donggala tepatnya di Sulawesi Tengah ini merupakan pusat kerajinan kain yang disebut dengan Kain Tenun Buya Sabe. Di desa ini terdapat banyak sekali penenun Buya Sabe, atau sarung Donggala.
Kain Tenun Buya Sabe Donggala
Seperti apa proses pembuatan sarung Donggala? Berikut ini Artikel Travel akan berbagi sekilas Informasi Travel Dan Wisata tentang Kain Tenun Buya Sabe Hasil Kerajinan Desa Wisata Limboro Donggala.

Selama ini, orang hanya mengenal kain tenun songket dari Palembang atau ulos dari Sumatera Utara. Di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pun ada sarung tenun yang sangat terkenal. Namanya buya sabe, yang bahan bakunya dari benang sutra.

Salah satu pusat buya sabe berada di Desa Wisata Limboro. Di sana tak kurang 100 penenun setiap hari bekerja. Yang menarik, tidak cuma para perempuan paruh baya berusia 50-60 tahun yang menjadi penenun, tapi juga para gadis remaja berusia 12-20 tahun. Itulah yang menyebabkan tradisi tenun buya sabe ini terus lestari. Ia tak lekang dimakan zaman.

Biasanya mereka bekerja sejak pukul 09.00-12.00, lalu diteruskan lagi pukul 13.00-17.00. Ada pula yang menenun di malam hari mulai pukul 19.00-22.00. Bagi ibu rumah tangga, mereka menyelesaikan dulu urusan masak-memasak dan mengatur rumah msaing-masing, baru kemudian menenun. Sementara bagi gadis remaja, ada yang pergi ke sekolah, ada pula yang membantu orang tuanya.

Untuk setiap satu helai buya sabe mereka dibayar Rp 150.000. Meski tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mereka tetap tekun menenun dan tentu saja melestarikan tradisi tersebut. Rata-rata masyarakat Limboro adalah petani, tapi ada pula satu-dua yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Karenanya, bertani dan menenun menjadi sumber mata pencarian mereka yang utama.

Pembuatan tenun buya sabe ini hampir sama dengan pembuatan tenun-tenun yang ada di daerah lain. Baik dari proses pewarnaan benang hingga penenunan. Coraknya beragam, antara lain kain palekat garusu, buya bomba, buya sabe, kombinasi bomba dan sabe. Dari sekian corak tersebut, buya bomba yang paling sulit, hingga membutuhkan waktu pengerjaan satu hingga dua bulan. Berbeda dengan corak lainnya yang hanya membutuhkan waktu satu hingga dua minggu saja.

Harga Sarung Tenun Donggala
Harga Kain Tenun buya sabe tergantung coraknya. Harga termurah mencapai Rp 300.000 dan paling mahal seharga Rp 650.000.
Akses Menuju Lokasi Pembuatan Kain Tenun Buya Sabe Donggala
Tenun buya sabe bisa ditemukan di sepanjang Limboro, Salu Bomba, Tosale, Towale dan Kolakola. Desa-desa itu berada di sebelah barat Kota Donggala.
Itulah sekilas Informasi Travel Dan Wisata tentang Kain Tenun Buya Sabe Hasil Kerajinan Desa Wisata Limboro Donggala, baca juga Artikel Travel lainnya tentang Seni Beladiri Atraksi Debus Banten. Semoga bisa bermanfaat serta menjadi inspirasi wisata keluarga Anda...

 
© Copyright 2013 - 2017Informasi Travel Dan Wisata Partnership Wisata Alam Indonesia Powered by Blogger.com.